Hello Guest! Welcome to our Website.
Something you might want to know about us.
Don't be hesitated to contact us if you have something to say.

Personil Cobra Starship Cinta Indonesia

| | Senin, 30 Agustus 2010
|


Jakarta - Cobra Starship sangat terkesan dengan Indonesia. Band asal New York ini tanpa sungkan mengenakan cinderamata khas negeri ini, blangkon dan batik. Bahkan mereka mengaku menyukai blangkon meski tidak tahu namanya.

Malam sebelum meninggalkan Jakarta, Selasa (23/3/2010), dijadikan moment bagi Cobra Starship untuk mencoba semua cinderamata yang diberikan penggemarnya. Satu per satu personel band ini muncul dengan busana pilihan yang berasal dari penggemar.

Para penggemar, malam itu, masih memenuhi arena lobi Hotel Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta Selatan, tempat menginap band pelantun hits 'Good Girl Gone Bad' itu. Tiba-tiba saja, sekitar pukul 23.00 WIB, Ryland Blackinton sang gitaris, keluar dari kamar hotelnya dengan mengenakan ikat kepala Jepang. 

Ryland memadukan ikat kepala yang biasa disebut hachimaki itu dengan kalung bunga anggrek. Ryland tampak santai mengenakan kaus dan celana plus kaus kaki merah. "Fans saya memberikan ini, bukankah ini hebat?" pamer Ryland kepada detikhot dan kru Java Musikindo.

Tidak lama kemudian, Nate Novarro sang drummer juga muncul dengan busana yang tidak kalah seru. Ia mengenakan batik ungu dilengkapi blangkon dan kacamata ungu. "Para Fangster (pecinta Cobra Starship) itu memperkenalkan kami pada Indonesia. Saya tahu ini batik dan topi ini saya tak tahu namanya, tapi saya sangat menyukainya," tutur Nate.

Mereka sempat menyapa para penggemarnya yang masih setia menanti di lobi. Gabriel Saporta yang akrab disapa Gabe juga bergabung bersama. Gabe terlihat santai dengan kaus yang dibungkus kemeja tangan panjang kotak-kotak dan topi.

"Saya dapat baju-baju itu juga. Tapi saya cool, saya akan bergaya Amerika saja," canda Gabe.
Satu-satunya personel perempuan di band ini, Victoria Asher, sang kibordis memilih beristirahat di kamarnya. Alex Suarez datang tidak lama kemudian. Ia tampak lebih pendiam di antara yang lain. Atau mungkin sang pembetot bass itu hanya lelah. Mereka menghabiskan waktu di Lobo Cafe hingga pukul 02.00 WIB pagiSaya akan kembali ke sini tiap enam bulan sekali. Indonesia ramah. Kita bisa bertemu kalian lagi kan. Java Musikindo, saya akan terus mengingat ini," ujar Gabe berulang-ulang.
 (yla/iy)

0 coments:

Posting Komentar

 

Followers